tag:blogger.com,1999:blog-33227333579056670622024-03-14T01:54:17.926-07:00Informasi Hutang NegaraAdminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.comBlogger99125tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-80305979440490029222018-11-08T08:46:00.000-08:002018-11-08T08:46:04.693-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian sepatutnya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya mesti meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dikerjakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Walaupun utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-4894666655058809522018-11-08T03:19:00.000-08:002018-11-08T03:19:05.239-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Kalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Jika tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dilaksanakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-76514946529453466072018-11-06T16:22:00.000-08:002018-11-06T16:22:05.529-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu disajikan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Kalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Jika tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dikerjakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-20078067941872327682018-11-06T07:49:00.000-08:002018-11-06T07:49:02.615-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Melainkan ia menegaskan utang hal yang demikian patut sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Bila tak memiliki modal karenanya mesti meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-26550084053315165692018-11-05T09:04:00.000-08:002018-11-05T09:04:06.151-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian patut sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Jikalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya wajib meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tetapi, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Walaupun utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-33536114259126873602018-11-04T13:55:00.000-08:002018-11-04T13:55:01.195-08:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian semestinya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dikenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Kalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya patut meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dilaksanakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Walaupun utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-81716466834788823142018-11-04T00:42:00.000-07:002018-11-04T00:42:16.554-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian wajib kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Apabila tak memiliki modal karenanya mesti meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dijalankan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dikerjakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-10330681884032009662018-11-03T12:40:00.000-07:002018-11-03T12:40:08.757-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dikerjakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tetapi, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-89524182159658781822018-11-02T20:56:00.000-07:002018-11-02T20:56:13.006-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Bila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Apabila tak memiliki modal karenanya sepatutnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dijalankan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara detil berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-42629498989879383772018-11-02T00:41:00.000-07:002018-11-02T00:41:14.413-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Melainkan ia menegaskan utang hal yang demikian mesti sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Bila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Jikalau tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dikerjakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-32001516502672010132018-11-01T23:16:00.000-07:002018-11-01T23:16:01.227-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian sepatutnya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dikenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Kalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya wajib meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dilaksanakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-16681131000747596462018-11-01T23:15:00.000-07:002018-11-01T23:15:01.562-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian patut cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Bila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Jikalau tak memiliki modal karenanya patut meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dijalankan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-91844731289300932942018-11-01T20:34:00.000-07:002018-11-01T20:34:00.136-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian semestinya cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dikenalkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Jikalau tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Apabila tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak metode yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dilaksanakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-76998090307275089292018-10-31T22:18:00.000-07:002018-10-31T22:18:07.998-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian semestinya cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Bila tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-91382664117623897642018-10-30T08:17:00.000-07:002018-10-30T08:17:02.498-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian patut cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dikenalkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dijalankan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-22784333319564021172018-10-29T15:20:00.000-07:002018-10-29T15:20:02.664-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian semestinya kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Seandainya tak memiliki modal karenanya patut meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dikerjakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-77334852877979402592018-10-29T01:22:00.000-07:002018-10-29T01:22:02.322-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian wajib sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Sekiranya tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dilaksanakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-13913437586665948542018-10-27T08:23:00.000-07:002018-10-27T08:23:07.160-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian patut cakap dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu disajikan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Sekiranya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Jikalau tak memiliki modal karenanya wajib meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dijalankan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dikerjakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Walaupun utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-90409410207155957792018-10-26T23:08:00.000-07:002018-10-26T23:08:25.883-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tetapi ia menegaskan utang hal yang demikian wajib sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Apabila tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Melainkan, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-49648108926724032932018-10-23T21:56:00.000-07:002018-10-23T21:56:00.192-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Melainkan ia menegaskan utang hal yang demikian sepatutnya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespons kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Apabila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Jikalau tak memiliki modal karenanya wajib meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dijalankan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kecakapan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tetapi, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-4097440421476793852018-10-22T00:59:00.000-07:002018-10-22T00:59:00.814-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, kapabel kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Seandainya tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak sistem yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dijalankan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan sistem mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tetapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-63907788583526569672018-10-21T16:26:00.000-07:002018-10-21T16:26:14.123-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diberi tahu merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Apabila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang mau membangun sama dengan perusahaan. Seluruh negara yang membangun butuh dana. Jikalau tak memiliki modal karenanya seharusnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, melainkan peminjaman uang dijalankan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Sedangkan utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, tapi memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-64479788273795529262018-10-21T00:55:00.000-07:002018-10-21T00:55:02.027-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Melainkan ia menegaskan utang hal yang demikian wajib kapabel dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu diperkenalkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Apabila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Seandainya tak memiliki modal karenanya sepatutnya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengukur, banyak sistem yang bisa dijalankan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tapi peminjaman uang dijalankan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu awam saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tetapi, ia tak bisa menceritakan secara mendetail berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, namun memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-50089255677759905252018-10-20T23:36:00.000-07:002018-10-20T23:36:04.687-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Melainkan ia menegaskan utang hal yang demikian seharusnya sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, cakap kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Seandainya tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Seluruh negara yang berkeinginan membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Seandainya tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu segala negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dilaksanakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dilaksanakan dengan metode mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu lazim saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara terperinci berapa nominal utang permintah. Meski utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3322733357905667062.post-7736904159232358452018-10-20T16:33:00.000-07:002018-10-20T16:33:09.640-07:00Prabowo Ucap Utang Negara Bertambah Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla:
Yang Penting Dapat BayarWakil Presiden, Jusuf Kalla, memaklumi pemerintah telah berutang banyak untuk membiayai pembangunan.<br />Tapi ia menegaskan utang hal yang demikian mesti sanggup dilunasi.<br /><br />Pernyataan itu dipersembahkan merespon kritikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang menyinggung utang pemerintah yang tiap-tiap hari naik Rp 1 triliun.<br /><br />\"Jadi bukan soal jumlah. Dapat bayar atau tak? Jadi bukan soal Rp 1 Triliun, sanggup kita bayar tak?\" ujar JK, dijumpai di kantor Wakil Presiden, Selasa (4/9/2018).<br /><br />Ia mengibaratkan status Indonesia sebagai negara berkembang yang seperti sebuah perusahaan. Apabila tak memiliki modal, kata ia, karenanya pemerintah bisa meminjam.<br />\"Segala negara yang berharap membangun sama dengan perusahaan. Segala negara yang membangun butuh dana. Apabila tak memiliki modal karenanya semestinya meminjam,\" kata ia.<br /><br />Berdasarkan pria berlatar belakang pengusaha itu seluruh negara yang sedang membangun memerlukan dana. Untuk menerima dana, ia mengevaluasi, banyak metode yang bisa dikerjakan.<br />Ia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, namun peminjaman uang dilaksanakan dengan sistem mencetak uang. Lalu, Jepang meminjam uang dengan metode mengambil dari dana pensiun.<br /><br />\"Kami sebab tak cetak duit terlalu banyak, sebab tak laku di luar negeri, karenanya kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu umum saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kesanggupan. Sama dengan perusahaan,\" kata ia.<br /><br />Tapi, ia tak bisa menceritakan secara detail berapa nominal utang permintah. Padahal utang, ia menegaskan, masih bisa dibayar.<br /><br />\"Aku belum hitung seperti itu, melainkan memang jumlahnya per tahun. Kami tak hitung per hari. Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita dapat bayar, bukan urusan T-nya, dapat bayar tak? kita dapat bayar,\" kata Jusuf Kalla.Adminhttp://www.blogger.com/profile/01862493297753747265noreply@blogger.com0